NABI ISA DAN PEMUDA SERAKAH; REFLEKSI SUMPAH PEMUDA

Oleh: 

Dikisahkan, pada suatu hari datang seorang pemuda menemui Nabi Isa AS. Ia menyampaikan keinginannya agar diperbolehkan ikut untuk menyebarkan agama Allah. Melihat keseriusan si pemuda, akhirnya Nabi Isa mengizinkannya.

Setelah seharian melakukan perjalanan, keduanya berhenti di tepi sungai untuk beristirahat. Nabi Isa mengeluarkan bekalnya berupa 3 (tiga) potong roti. Masing-masing memakan 1 (satu) potong roti. Nabi Isa menyimpan 1 (satu) potong roti yang tersisa. Ketika nabi Isa pergi mencuci mukanya di sungai, si pemuda diam-diam mencuri roti tersebut dan memakannya. Ketika kembali, Nabi Isa tak menemukan roti tersebut, lalu bertanya, "siapakah yang mengambil roti yang tersisa?". Si pemuda mengatakan, "demi Allah, aku tak tau". Nabi Isa diam dan keduanya melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Nabi Isa bertemu dengan kawanan rusa. Ia menangkap 1 ekor anak rusa untuk disembelih dan dipanggangnya. Setelah memakan daging rusa tersebut, Nabi Isa berdoa pada Allah agar rusa tersebut kembali dihidupkan. Begitu rusa hidup kembali, Nabi Isa berkata, "Demi Allah yang memperlihat padamu atas mukjizat yang telah Allah berikan dengan menghidupkan rusa yang telah mati. Nabi Isa lanjut bertanya, "siapakah yang mengambil sepotong roti tadi ?". Si pemuda tetap teguh berkata, "demi Allah, aku tidak tau".

Lalu, keduanya melanjutkan perjalanan. Di tengah hutan, Nabi Isa AS mengumpulkan pasir dan batu, seraya berdoa, "Yaa Allah, jadikanlah semua pasir dan batu ini menjadi emas". Dengan izin Allah, semua gumpalan pasir dan batu yang dikumpulkan berubah menjadi emas. Lalu, Nabi Isa membagi rata emas tersebut menjadi 3 (tiga) bagian, seraya berkata: "semua emas ini akan ku bagi secara adil. 1 bagian untuk diriku, 1 bagian untuk engkau wahai pemuda, dan 1 bagian lagi untuk orang yang telah mengambil rotiku yang hilang". Setelah mendengar kata Nabi Isa, si pemuda tersebut akhirnya mengaku dan berkata, "demi Allah, sebenarnya akulah yang telah mengambil dan memakan rotimu tadi". Mendengar pengakuan si pemuda, Nabi Isa tersenyum dan berkata : "wahai pemuda, ambilah semua emas ini untukmu". Mendengar kata Nabi Isa, si pemuda tersenyum senang bisa memiliki semua emas dan lupa tujuan utamanya. Akibatnya, Nabi Isa pergi meninggalkan si pemuda sendirian di tengah hutan.

Tak lama setelah Nabi Isa pergi, si pemuda bertemu dengan 2 (dua) orang begal yang serakah. Awalnya, ketiganya sepakat untuk membagi rata emas tersebut. Namun, sifat serakah dan licik membuat ketiganya ingin memiliki semua emas. Ketiganya saling membunuh dan akhirnya tak satu pun yang mendapatkan emas tersebut.

Kisah di atas merupakan fenomena nyata prilaku manusia serakah sepanjang sejarah. Sifat yang menerpa semua elemen. Bahkan, semakin tinggi status, semakin berpotensi berprilaku serakah, lupa diri dan sejarah. Kisah nabi Isa dan pemuda serakah menampilkan pelajaran atas karakter manusia, yaitu :

Pertama, Menutupi kerakusan dengan berbohong atas nama Allah (sumpah palsu). Meski telah melihat begitu nyata kuasa Allah (mukjizat), namun tetap tak pernah mau mengaku kesalahan yang dilakukan. Untuk menutupi kebohongannya, manusia begitu "ringan" menjadikan Allah sebagai alat pembenaran diri. Begitu fasih dan ringan bersumpah atas nama Allah. Terhadap Allah dan Rasul-Nya saja dipermainkan, apatahlagi pada sesama. Begitu kejinya sifat manusia. Menutupi keserakahan dengan kemunafikan. Anehnya, ucapan pembohong justeru memperoleh kepercayaan komunal sebagai suatu kebenaran. Akibatnya, kebohongan, kemunafikan dan kezaliman terus terjadi tanpa hambatan. Padahal, pembelaan (pembenaran) atas kesalahan berarti ikut melakukan perbuatan dosa yang semisal.

Dalam Islam, bersumpah atas nama Allah merupakan ungkapan yang dianjurkan. Tujuan untuk menguatkan kebenaran yang ada. Namun, Islam sangat mencela bila sumpah palsu yang mengatasnamakan Allah. Sebab, perbuatan tersebut merupakan dosa besar. Allah berfirman : "...laknat Allah akan menimpanya, jika dia termasuk orang yang berdusta" (QS. an-Nur : 7).

Begitu jelas ancaman Allah, tapi manusia justeru mempermainkannya. Tampil bak pemuda yang ingin bersama nabi menyebarkan agama, ternyata justeru menjual agama untuk kepentingan duniawi.

Kedua, Manusia tak akan pernah mengaku salah meski nyawa taruhannya. Manusia hanya akan mengaku --bahkan meski tak pernah dilakukan-- bila "onggokan emas dan tahta" menyilaukan matanya. Begitu keserakahan menghantui manusia tanpa iman sepanjang hidupnya. Hal ini diingatkan oleh Rasulullah melalui sabdanya: "Anak Adam akan menjadi tua, tetapi akan tetap muda dalam dua perkara  yaitu tamak akan harta dan ingin umur panjang" (HR. Muslim).

Demikian sifat manusia serakah begitu mudah mempermainkan sumpahnya. Kejujuran atas kebohongan akan terbuka bila disuguhkan materi dan posisi. Ia tak lagi malu dan ragu untuk mengakui semua kemunafikan dan kebohongannya. Ternyata, keserakahan akan terlihat bila dijanjikan kemewahan. Bahkan, manusia rela menjual iman dan harga dirinya. Rasulullah bersabda : "Andai anak Adam memiliki emas satu lembah, niscaya ingin memiliki  lembah berikutnya. Tidak ada yang dapat mengisi mulutnya (hawa nafsu) kecuali tanah (maut). Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat kepada-Nya” (HR. Muslim).

Hadis di atas begitu jelas menggambarkan bahwa sifat keserakahan terhadap harta akan senantiasa berlangsung, bahkan hingga usia renta (senja). Semua akan berakhir ketika "mulut terisi tanah" (mati). Ketika masa tersebut tiba, tak ada lagi berguna penyesalan.

Sungguh, harta dan tahta yang diperoleh secara batil akan mendorong pemiliknya berbuat zalim dan menginjak kebenaran. Namun, prilaku ini terus menerus terjadi. Padahal, Allah SWT begitu terang menjelaskan akibat yang menimpa kaum terdahulu yang menentang para nabi dan Rasul-Nya. Berbagai tradisi umat terdahulu begitu nyata (khianat,  fitnah, bergunjing, sumpah palsu, "menyembah" (berharap) dengan makhluk, serakah, menghalalkan semua cara, dan varian lainnya).

Demikian perumpamaan tipu daya iblis dan karakter hamba yang serakah dengan mudah bersumpah palsu untuk meraih keinginannya. Padahal, Allah telah mengingatkan melalui firman-Nya : "Manusia mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak !. Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah" (QS. al-Humazah : 1-4).

Ayat di atas terkait karakter manusia yang serakah dan munafik sepanjang masa. Bila kisah nabi Isa AS dan pemuda serakah di atas ditarik pada fenomena akhir zaman, semua prilaku berangkat dari karakter generasi sebelumnya yang akan menentukan karakter generasi sesudahnya. Ungkapan ini merujuk pada kearifan sosial yang menggambarkan sifat, prilaku, dan kondisi suatu generasi sering kali mencerminkan warisan yang diterima dari keluarga dan generasi sebelumnya. Dalam Islam, konsep ini berkaitan dengan pendidikan anak, warisan budaya, dan tanggungjawab orang tua.

Seyogyanya, manusia khawatir atas karakter keturunannya (QS. an-Nisa' : 9). Kekhawatiran yang mendorong untuk menampilkan tauladan mulia yang membuahkan amal jariyah. Tapi, bila generasi saat ini mencontohkan prilaku nista dan diikuti generasi selanjutnya, maka ia akan memanen dosa jariyah sepanjang masa. Hal ini semakin parah bila contoh keburukan yang ditinggalkan "meracuni" generasi muda melalui makanan dari sumber yang haram untuk membesarkannya. Mereka enggan mentauladani sikap Abu Dujanah yang menjaga keluarga dan generasi masa depan agar tumbuh dari rezeki yang halal. Sebab, Islam mengingatkan bila generasi (zuriyat) tumbuh dari "butiran api neraka", maka kehadirannya akan "membakar" peradaban masa depan bangsa.

Pilihan begitu jelas (hitam dan putih) untuk "menulis" bentuk dan karakter generasi masa depan. Bagai kanvas kehidupan, semua lukisan dan warna yang dipilih pelukis (keluarga) akan berdampak pada wujud lukisan generasi selanjutnya. Untuk itu, makna esensi Sumpah Pemuda perlu di-pahami secara benar, terutama ketauladanan keluarga dan elemen bangsa.

Sungguh, ketika melihat fenomena prilaku manusia akhir zaman, maka terlihat cara yang telah Allah sampaikan pada hamba-Nya. Dalam sejarah, paling tidak ada 2 (dua) pilihan bagi generasi muda bila ingin mengimplementasikan Sumpah Pemuda, yaitu : (1) konsisten tampil dengan misi para pahlawan untuk merdeka dan membangun negeri. Meski berat dan penuh tantangan, tapi bila istiqamah dan upaya berhasilmaka pembangunan akan bisa dinikmati oleh generasi setelahnya. (2) melanjutkan kesalahan generasi sebelumnya. Akibatnya, kesalahan semakin solid dan menggurita. Sejarah membuktikan, model generasi yang demikian akan dihancurkan oleh Allah pada waktunya. Sebagaimana azab yang telah menimpa kaum nabi Luth AS dan nabi Nuh AS.

Sungguh, momentum Sumpah Pemuda perlu dipahami secara benar. Napak tilas historis, memahami isi, dan melaksanakan pesan Sumpah Pemuda perlu dilakukan. Bagi generasi harapan bangsa, janji luhur ini akan dijaga dan diimplementasikan sebagai tanda terimakasih pada para pejuang yang telah membangun negeri ini. Namun, bagi generasi "penjual" bangsa, sumpah luhur hanya sebatas euforia historis tanpa arti, bahkan segelintirnya berusaha "mengubur sejarah". Bila pilihan culas, maka berakibat negeri "terbujur kaku". Mungkin seisi dunia bisa ditipu dan dibutakan oleh tampilan "kesalehan" dan kefasihan merangkai kata melalui sumpah (janji) palsu atas nama agama. Kenistaan tak bisa ditutupi dari pengawasan Allah dan akan diminta pertanggungjawaban. 

Wa Allahua'lam bi alShawwab.

Prof Samsul Nizar adalah Guru Besar IAIN Datuk Laksemana Bengkalis

  1. Comments (0)

  2. Add yours
There are no comments posted here yet

Leave your comments

  1. Posting comment as a guest. Sign up or login to your account.
Attachments (0 / 3)
Share Your Location

title 01

  • 2 Silaturrahim
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • 12
  • 1.0
  • 2.0
  • 3.0
  • 4.0
  • 5.0
  • 6.0

Subscribe

Dhomir TV


vid

Facebook

Dhomir


Baca topik

Terkini


Aktiviti

Dhomir


IMG-20220429-WA0022
IMG-20220429-WA0013
IMG-20220429-WA0014
IMG-20220429-WA0015
IMG-20220429-WA0016
IMG-20220429-WA0017
IMG-20220429-WA0018
IMG-20220429-WA0019
IMG-20220429-WA0020
IMG-20220429-WA0021
IMG-20220429-WA0010
IMG-20220429-WA0023
IMG-20220429-WA0024
IMG-20220429-WA0012
IMG-20220429-WA0011
IMG 20210602 085142
IMG 20210605 174636
IMG 20210605 181937
IMG 20210606 104939
IMG 20210606 105238
IMG 20210606 105529
IMG 20210606 111355
IMG 20210606 112729
IMG 20210607 084409
IMG 20210607 084823
IMG 20210608 101105
IMG 20210608 102528
IMG 20210608 110816
IMG 20210608 111235
IMG 20210612 185158
IMG 20210612 190017
IMG 20210626 123909
IMG 20210720 094416
IMG 20210720 095549
IMG-20200609-WA0026
IMG-20210211-WA0019
IMG-20210504-WA0042
IMG-20210605-WA0028
IMG-20210605-WA0030
IMG-20210605-WA0032
IMG-20210605-WA0033
IMG-20210610-WA0040
IMG-20210719-WA0028
IMG-20210719-WA0031
TEMPAT NYAMAN TAMAN BACAAN MASA DEPAN ANDA-JOM KITA MENULIS!!! dhomir.com ingin mengajak dan memberi ruang kepada para penulis khususnya penulisan yang berkaitan dgn agama Islam secara mendalam dan sistematik.Jika anda ingin mencurahkan isi hati mahupun pandangan secara peribadi dhomir.com adalah tempat yang paling sesuai utk melontarkan idea. Dengan platform yang sederhana, siapa sahaja boleh menulis, memberi respon berkaitan isu-isu semasa dan berinteraksi secara mudah.Anda boleh terus menghantar sebarang artikel kepada alamat email:dhomir2021@gmail.com.Sebarang pertanyaan berkaitan perkara diatas boleh di hubungi no tel-019-3222177-Editor dhomir. com