PEMIMPIN YANG BERSEDEKAH
Salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat dalam hidup ini adalah masalah ekonomi sehingga banyak orang yang mengalami kesulitan. Sebagai pribadi, apalagi sebagai khalifah, Umar bin Khattab berusaha mengatasi persoalan ekonomi rakyatnya dengan bersedekah sehingga rakyat yang dipimpinnya juga suka bersedekah.
Suatu ketika, Umar memperoleh wang dari seseorang. Beliau segera memanggil pembantunya, lalu berkata: "Ambillah harta ini dan berikan kepada Abu Ubaidah. Setelah ia menerima, tunggulah beberapa saat dan perhatikanlah apa yang dilakukan dengan harta itu."
Setelah pembantu Umar menyerahkan wang kepada Abu Ubaidah dan disampaikan pesan Khalifah untuk menggunakan harta itu dengan baik sesuka hatinya, maka Abu Ubaidah memanggil pula pembantunya.la lalu berkata: "Bantulah aku membagikan semua harta ini kepada fakir dan miskin serta Muslim yang memerlukannya."
Pembantu Khalifah Umar kembali dan menceritakan hal itu kepadanya. Sesudah itu, Khalifah Umar memerintahkan pembantunya untuk melakukan hal yang sama kepada Muadz bin Jabal dengan menyerahkan wang sebanyak 400 dirham. Setelah diserahkan wang itu kepadanya, Muadz segera keluar rumah bersama pembantunya sambil berkata: "Ikutlah bersamaku untuk membagikan wang ini kepada fakir miskin dan orang yang memerlukannya." Ketika itu istrinya berkata, "Demi Allah, aku juga termasuk orang miskin." Muadz kemudian berkata, "Ambillah dua dirham untuk kita miliki."
Melihat hal itu, pembantu Khalifah Umar kembali dan menemui beliau serta menceritakan apa yang baru saja dilihatnya. Beliau memerintahkan lagi kepada pembantunya untuk melakukan hal yang sama kepada Sa'ad bin Abi Waqash. Ternyata, apa yang dilakukan Sa'ad sama seperti yang dilakukan oleh Abu Ubaidah dan Muadz. Alhasil, Khalifah Umar pun menangis haru sambil mengucapkan: "Alhamdulillah."
Pemimpin yang suka bersedekah menjadi teladan yang sangat baik bagi rakyatnya, iaitu sedekah dari hartanya sendiri dan bukan dari dana taktis seorang pejabat misalnya. Hal ini membuat dana mengalir dan berputar dari satu orang ke orang lain, tidak mengendap pada segelintir orang atau di satu tempat saja.
Suatu ketika, Thalhah pulang ke rumahnya dengan membawa seratus ribu dirham hasil usaha yang halal. Namun, ia pulang justru dengan wajah sedih yang membuat istrinya menjadi hairan. Karenanya, ia "Ada apa denganmu?" bertanya,
Thalhah menjawab, "Harta yang banyak, aku takut bila bertemu Allah di antaranya ditanya tentang harta ini?"
Sang istri yang solehah kemudian mengusulkan, "Mudah saja. Mari kita bagi-bagikan harta tersebut kepada fakir miskin di kota Madinah."
Dengan wajah gembira, Thalhah dan istrinya keluar rumah dan membagi-bagikan wang yang banyak itu kepada fakir miskin sehingga dalam waktu singkat wang sebanyak itu pun habis. Keduanya kembali ke rumah dengan gembira sambil berkata, "Segala puji bagi Allah yang akan memanggilku, sementara aku telah bersih dari tanggungjawab soal harta."
Dari kisah di atas, pelajaran yang dapat kita ambil adalah:
1. Kedermawanan seorang pemimpin akan membuat pejabat di bawahnya dan rakyatnya akan meniru untuk menjadi dermawan.
2. Bila secara peribadi pemimpin sudah menunjukkan kedermawanan dengan dananya yang terbatas, maka kebijakan yang akan dihasilkannyapun akan menunjukkan kedermawanan pemerintah kepada rakyatnya sehingga rakyat bisa teratasi dari persoalan kemiskinan.
Oleh: Drs. H. Ahmad Yani