TENTANG PEMINTA-MINTA
SIAPA YANG MEMINTA-MINTA, padahal ia memiliki makanan pokok untuk satu hari, itu sama halnya telah merompak orang-orang lemah dan miskin. Siapa yang berniat mencari akhirat, Allah akan menempatkan kekayaannya di dalam hati dan menjadikannya sebagai orang kuat, sedangkan dunia akan mendatanginya dengan sukarela. Siapa yang bertujuan mencari dunia maka Allah akan meletakkan kefakiran di depan matanya, kekuatan dan urusannya pun tercerai-berai.
Tidak ada dunia yang datang kepadanya selain yang sudah ditentukan untuknya. Siapa yang membuat perhatiannya menjadi satu, Allah mencukupinya dalam urusan dunia dan akhirat. Siapa yang perhatiannya bercabang-cabang, Allah tidak peduli di lembah manakah ia binasa. Seluruh dunia dari awal hingga akhir tak bisa menyamai satu kesedihan, terlebih umurmu yang pendek, sedangkan dunia yang kau raih hanya sedikit.
Selain itu, siapa yang redha terhadap apa yang telah dibagikan Allah kepadanya, Allah akan memberkahi apa yang telah dianugerahkan dan melapangkannya. Siapa yang tak mahu meminta-minta, berarti ia telah diberi anugerah terbaik.
Siapa pun yang engkau perlukan kepadanya, rendahlah engkau di hadapannya. Jika engkau ingin hidup bebas, jangan membiasakan untuk berharap kepada yang lain, dan teguhlah dalam sifat qana'ah. Lantas, bagaimana boleh orang bebas yang mencari (murid) merendahkan diri kepada hamba, sedangkan ia telah menemukan segala yang ia inginkan di sisi Tuannya.
Sekiranya seseorang mengetahui apa yang ada dalam tindakan meminta-minta, tak seorang pun yang akan melakukan tindakan tersebut. Sebaliknya, andaikan orang-orang mengetahui apa yang terdapat dalam hak orang yang meminta-minta, tentulah mereka tak akan pernah menolak orang yang meminta kepadanya. Tak seorang pun meminta hajat kepada seseorang, dikabulkan atau tidak, melainkan harga dirinya telah jatuh selama empat puluh hari.
Catatan: Ibnu Majid